Mungkin itu yang kerap kali terpikirkan oleh kita jika mendengar teman atau kerabat kita akan menikah.
Ya, memang sewajarnya yang terjadi setelah menikah adalah punya anak. Banyak dari kita melihat orang yang baru menikah, setelah satu dua bulan langsung isi alias hamil. Tapi tak sedikit pula pasangan yang telah bertahun menikah belum punya momongan juga. Ada baiknya jika hal ini terjadi, segera konsultasikan ke ahlinya.
Banyak penyebab terjadinya kejadian seperti ini.
Dari Pihak Pria
Pada saat terjadi ejakulasi, pria mengeluarkan cairan sperma (mani). Sekitar 60 -100 juta spermatozoa terkandung dalam air mani, tapi tidak semua sperma ini dalam bentuk normal. Air mani yang normal paling tidak terdiri dari 20 juta sperma per ml, dengan paling sedikit 50% dapat bergerak normal, dan 30% mempunyai bentuk yang normal.
Pada air mani biasanya juga terdiri dari sel-sel sperma yang belum matang dan sel darah putih. Jika terlalu banyak sel-sel ini, mengindikasikan adanya infeksi pada kelenjar kelamin seperti prostat atau terdapat kekurangan dalam pembentukan sperma.
Jenis-jenis sperma yang tidak normal :
- Azoospermia : pada air mani yang diperiksa tidak terdapat sperma (hanya air mani saja)
- Oligosperma : hanya terdapat sperma dengan konsentrasi rendah
- Asthenospermia : jika sperma yang motilitas (pergerakan)-nya baik kurang dari 50%
- Teratospermia : sperma yang mempunyai bentuk normal kurang dari 16%
Dari Pihak Wanita
Masa subur adalah masa paling mungkin untuk terjadinya pembuahan. Pada masa ini sel telur ‘mejeng’ untuk menanti dibuahi sang sperma. Masa ini dimulai ketika hari ke 12 siklus haid (hari ke 1 adalah hari pertama mendapatkan haid). Tapi sudah berusaha di masa subur pun kok masih belum isi? Banyak hal yang mungkin menjadi sebabnya.
Pertama, mulut rahim retrofleksi atau mengarah ke belakang. Normalnya mulut rahim antefleksi atau mengarah kedepan. Situasi retrofleksi ini menyebabkan sperma yang masuk tidak dapat melanjutkan perjalanan karena terhambat mulut rahim yang mengarah kebelakang.
Kedua, rahim rapuh atau kurang kokoh. Ketika pembuahan terjadi, hasil pembuahan akan menempel pada diding rahim. Namun jika dinding rahim ini rapuh, hasil pembuahan tadi tidak akan bisa berkembang dan akan luruh.
Sekarang sudah banyak teknologi yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Yang banyak di lakukan diantaranya program bayi tabung. Bagi pasangan awam, hal yang terpenting bagi pasangan yang sulit hamil adalah : konsultasi pada dokter.
Tak lupa untuk saling mendukung antar pasangan, jangan jadikan masalah ini sebagai pemicu pertengkaran rumah tangga, Serta tentunya tak lupa untuk selalu berikhtiar, bertawakal, beristighfar, dan berdoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar