Selasa, 26 Maret 2013

Makanan Dapat Mengubah Perilaku Manusia


manusia tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan, namun juga oleh makanan yang dikonsumsi

Pola makan ternyata bisa mempengaruhi perilaku seseorang, namun juga oleh makanan yang dikonsumsi. Demikian kata Kepala Departemen Ilmu kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Prof M. Juffrie, SpA (K).

"Perilaku manusia tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan, namun juga oleh makanan yang dikonsumsi," kata Juffrie pada jumpa pers program Happy Tummy Council, di Jakarta, Senin (25/03/2013) dikutip Antara.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa saluran cerna memiliki hubungan dengan otak. "Saluran cerna juga punya insting. Makanan yang kita makan dan bakteri yang ada di dalam saluran cerna cukup kuat dalam mengganggu perilaku manusia. Oleh karena itu, jika saluran cerna sehat maka perilaku juga pasti sehat," jelas Juffrie.

Lebih lanjut Juffrie menjelaskan bahwa jenis makanan yang dikonsumsi dapat mengubah mikrobiom atau biota bakteri yang hidup dalam saluran cerna.

Saluran cerna manusia merupakan tempat tinggal koloni bakteri dan kuman yang bisa membantu proses cerna dan absorbsi nutrisi. Bakteri baik seperti probiotik dibutuhkan oleh tubuh, sehingga jumlahnya harus lebih banyak dibandingkan dengan bakteri jahat seperti e-coli.

"Perubahan pada mikrobiom memberikan dampak cukup kuat terhadap zat kimia di otak," jelas Juffrie.

Mikrobiom di dalam usus yang mengalami perubahan, dapat mengeluarkan aneka zat yang dapat mengganggu proses dan cara kerja otak. Sebagai contoh, Juffrie menjelaskan bahwa sakit perut akibat salah mengkonsumsi jenis makanan, dapat menyebabkan kecemasan bahkan depresi.

Sementara itu dalam Islam, kekhalalan makanan berdampak pada seseorang hingga ke aherat.
Di antara dampak makanan haram adalah; tidak diterimanya amalan seseorang, tidak terkabulkannya doa, mengikis keimanan dan menyebabkan yang bersangkutan masuk neraka. sumber

Minggu, 03 Maret 2013

Ternyata Vaksin Folio Proses Pembuatannya Masih Gunakan Unsur Babi


vaksin
WAJAR banyak warga masyarakat yang menolak untuk memvaksinasi anak-anak mereka karena ternyata vaksin khususnya vaksin folio dalam prosesnya pembuatannya tidak bisa lepas dari unsur zat haram dalam hal ini babi.


Hal tersebut diakui sendiri oleh ibu Astri Rachmawati dari perusahaan farmasi Bio Farma, dalam penjelasannya di acara seminar bertajuk “Imunisasi Halal dan Thayyib?” yang diselenggarakan oleh komunitas Halal Corner (HC) pada hari Sabtu kemarin (23/2/2013).
“Dalam proses pembuatan vaksin folio harus menggunakan yang namanya enzim tripsin yang berasal dari hewan babi, namun tripsin hanya digunakan sebagai katalis dan proses akhir pembuatan vaksin folio murni bersih dari unsur tripsin itu sendiri,” ujar beliau.
Sewaktu ditanya oleh islampos.com apakah selama ini pembuatan vaksin folio selalu menggunakan tripsin, ibu Astri dari pihak Bio Farma mengakuinya, karena menurutnya tripsin memang harus selalu dipakai sebelum ada alternatif lain. Oleh karena itu pihaknya meminta fatwa dari MUI soal ini.  Diakuinya juga bahwa proses meminta fatwa dari MUI setelah ramai masyarakat yang mempertanyakan kehalalan vaksin.
“Semua pembuatan vaksin folio harus menggunakan tripsin oleh karena itu kami meminta fatwa dari MUI dan hal itupun dilakukan setelah masyarakat mulai ramai mempertanyakan kehalalan vaksin,” tambahnya.
Dijelaskannnya juga bahwa pihak Bio Farma sendiri masih sedang berusaha mengembangkan pembuatan vaksin yang tidak menggunakan tripsin (yang saat ini dalam tahap riset) dan beliau menjanjikan mudah-mudahan tahun 2016 sudah ada SIPV yang juga merupakan bahan untuk pembuatan vaksin folio namun bahannya sudah tidak menggunakan tripsin lagi.
islampos

ernyata vaksin folio proses pembuatannya masih gunakan unsur babi

Sabtu, 21 Rabiul Akhir 1434 H / 2 Maret 2013 21:19
Ternyata vaksin folio proses pembuatannya masih gunakan unsur babi
JAKARTA (Arrahmah.com) – Wajar banyak warga masyarakat yang menolak untuk memvaksinasi anak-anak mereka karena ternyata vaksin khususnya vaksin folio dalam prosesnya pembuatannya tidak bisa lepas dari unsur zat haram dalam hal ini babi.
Hal tersebut diakui sendiri oleh ibu Astri Rachmawati dari perusahaan farmasi Bio Farma, dalam penjelasannya di acara seminar bertajuk “Imunisasi Halal dan Thayyib?” yang diselenggarakan oleh komunitas Halal Corner (HC) pada hari Sabtu kemarin (23/2/2013).
“Dalam proses pembuatan vaksin folio harus menggunakan yang namanya enzim tripsin yang berasal dari hewan babi, namuntripsin hanya digunakan sebagai katalis dan proses akhir pembuatan vaksin folio murni bersih dari unsur tripsin itu sendiri,” ujar beliau.
Sewaktu ditanya oleh islampos.com apakah selama ini pembuatan vaksin folio selalu menggunakan tripsin, ibu Astri dari pihak Bio Farma mengakuinya, karena menurutnya tripsin memang harus selalu dipakai sebelum ada alternatif lain. Oleh karena itu pihaknya meminta fatwa dari MUI soal ini.  Diakuinya juga bahwa proses meminta fatwa dari MUI setelah ramai masyarakat yang mempertanyakan kehalalan vaksin.
“Semua pembuatan vaksin folio harus menggunakan tripsin oleh karena itu kami meminta fatwa dari MUI dan hal itupun dilakukan setelah masyarakat mulai ramai mempertanyakan kehalalan vaksin,” tambahnya.
Dijelaskannnya juga bahwa pihak Bio Farma sendiri masih sedang berusaha mengembangkan pembuatan vaksin yang tidak menggunakan tripsin (yang saat ini dalam tahap riset) dan beliau menjanjikan mudah-mudahan tahun 2016 sudah ada SIPV yang juga merupakan bahan untuk pembuatan vaksin folio namun bahannya sudah tidak menggunakan tripsin lagi.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/03/02/ternyata-vaksin-folio-proses-pembuatannya-masih-gunakan-unsur-babi.html#sthash.nJWtCwlL.dpuf

ernyata vaksin folio proses pembuatannya masih gunakan unsur babi

Sabtu, 21 Rabiul Akhir 1434 H / 2 Maret 2013 21:19
Ternyata vaksin folio proses pembuatannya masih gunakan unsur babi
JAKARTA (Arrahmah.com) – Wajar banyak warga masyarakat yang menolak untuk memvaksinasi anak-anak mereka karena ternyata vaksin khususnya vaksin folio dalam prosesnya pembuatannya tidak bisa lepas dari unsur zat haram dalam hal ini babi.
Hal tersebut diakui sendiri oleh ibu Astri Rachmawati dari perusahaan farmasi Bio Farma, dalam penjelasannya di acara seminar bertajuk “Imunisasi Halal dan Thayyib?” yang diselenggarakan oleh komunitas Halal Corner (HC) pada hari Sabtu kemarin (23/2/2013).
“Dalam proses pembuatan vaksin folio harus menggunakan yang namanya enzim tripsin yang berasal dari hewan babi, namuntripsin hanya digunakan sebagai katalis dan proses akhir pembuatan vaksin folio murni bersih dari unsur tripsin itu sendiri,” ujar beliau.
Sewaktu ditanya oleh islampos.com apakah selama ini pembuatan vaksin folio selalu menggunakan tripsin, ibu Astri dari pihak Bio Farma mengakuinya, karena menurutnya tripsin memang harus selalu dipakai sebelum ada alternatif lain. Oleh karena itu pihaknya meminta fatwa dari MUI soal ini.  Diakuinya juga bahwa proses meminta fatwa dari MUI setelah ramai masyarakat yang mempertanyakan kehalalan vaksin.
“Semua pembuatan vaksin folio harus menggunakan tripsin oleh karena itu kami meminta fatwa dari MUI dan hal itupun dilakukan setelah masyarakat mulai ramai mempertanyakan kehalalan vaksin,” tambahnya.
Dijelaskannnya juga bahwa pihak Bio Farma sendiri masih sedang berusaha mengembangkan pembuatan vaksin yang tidak menggunakan tripsin (yang saat ini dalam tahap riset) dan beliau menjanjikan mudah-mudahan tahun 2016 sudah ada SIPV yang juga merupakan bahan untuk pembuatan vaksin folio namun bahannya sudah tidak menggunakan tripsin lagi.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/03/02/ternyata-vaksin-folio-proses-pembuatannya-masih-gunakan-unsur-babi.html#sthash.nJWtCwlL.dpuf