Rabu, 14 November 2012

LMND: “Kami Malu Punya Presiden Seperti Londo Ireng”

SBY setelah menerima gelar Ksatria Salib Agung dari Ratu Inggris
Cita-Cita Kemerdekaan Bangsa Indonesia  Bukanlah  Menyerahkan  Kekayaan  Alam  Bangsa  Kepada  Asing. Karenanya, segenap rakyat harus menolak  Penyerahan  Blok  Tangguh  Kepada  British Petroleum.
Nasionalisasi Tambang Asing adalah untuk Pendidikan  Gratis, Lapangan Kerja dan Upah Layak  Nasional.
Demikian pernyataan sikap mahasiswa yang tergabung dalam LMND.
“Bagi mahasiswa yang paham benar sejarah masa lalu, penghargaan sebuah negara  imperialis Inggris, yang sudah mengeksploitasi  negeri-negeri selatan sejak abad  19, kepada  SBY  selaku  Presiden Indonesia adalah suatu  penghinaan  besar bagi  rakyat  Indonesia,” cetus Ketua Umum LMND Lamen Hendra Saputra dalam rilisnya.
Menurut Hendra, kelakuan SBY ini mirip “de javu” di masa lalu, dimana saat di awal abad 19, diceritakan raja Jawa berkapitulasi di bawah kaki Kerajaan Inggris dengan Gubernur Jenderal Sir Stanford  Raffles sebagai perwakilannya di Indonesia.
“Rakyat  Indonesia  merasa  malu  memiliki Presiden yang lebih mirip dengan ‘Londo Ireng’. Bagi kami dengan menyerahkan ladang Tangguh ke Inggris, SBY sudah melanggar Pasal 33 UUD 1945 dan cita-cita nasional bangsa  ini,” tegasnya.
Seperti halnya Blok Mahakam yang tidak boleh diserahkan ke Total Prancis, “Kami berposisi politik sangat tegas: Bahwa ladang gas Blok Tangguh  juga  tidak  boleh diserahkan ke BP-Inggris (dan sebagian AS). Blok Tangguh di Papua yang memiliki cadangan gas hingga 14 triliun  kaki kubik (TCF) adalah blok yang terkaya di  dunia,” imbuhnya.
Menurutnya, jika ada kendala dalam permodalan maupun teknologi dalam mengelola Blok Tangguh,  bangsa Indonesia memiliki teknokrat dan insinyur handal untuk mengelola Blok ini.
“Karena hanya mereka (teknokrat & politisi) yang bermental inlander –komprador kapitalis imperialis sajalah yang selalu menganggap bahwa bangsa kita tidak memiliki kemampuan,” tandasnya.
“Namun kami yakin bahwa para pekerja pribumi di British Petroleum Indonesia juga tidak semuanya bermental inlander, sehingga jika kelak (British Petroleum) diusir dari Indonesia, sudah selayaknyalah Pertamina yang ambil alih aktivitas mengelola lahan pertambangan di seluruh Indonesia.”
(SALAM-ONLINE.COM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar