Perilaku tidak pantas
seolah tidak luput dari para pejabat publik. Sikap-sikap tidak terpuji
bukan kian hilang, malah semakin menjadi.
Tren sikap kontroversi seolah menjadi senjata untuk mendiskreditkan golongan lain. Mulai dari kasus korupsi hingga pelecehan perempuan serta membuat pernyataan fitnah. Kini kita dikejutkan dengan pernyataan Muhaimin Iskandar saat menghadiri Muktamar pelajar NU.
Menakertrans, Muhaimin Iskandar yang juga Ketua Umum PKB mengatakan bahwa siswa yang aktif di unit kerohanian Islam di SMA atau dikenal Rohis sebagai anak-anak radikal dan culun-culun. Rohani Islam (Rohis) kembali diisukan negatif.
Justru pernyataan Muhaimin itu bisa disebut sebagai sikap seorang politisi yang culun.
Demikian dinyatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Umat Islam (PP Pemuda PUI), H. Iman Budiman, dalam rilis yang diterima redaksi salam-online, Kamis (6/12/2012).
Jika sebelumnya tayangan stasiun televisi Metro TV menyebut Rohis
sebagai tempat perekrutan teroris, kali ini Muhaimin Iskandar menyebut
Rohis culun dan radikal.
Hal ini dikatakan Muhaimin alias Cak Imin saat menghadiri Kongres Pelajar Nahdlatul Ulama (NU) di Asrama Haji Palembang, Ahad (2/12/1012).
Muhaimin Iskandar mengaku khawatir dengan kondisi pemuda saat ini, yang sudah melupakan Nahdlatul Ulama (NU).
“Siswa-siswi SMA kita kini tidak kenal NU, kenalnya Rohis, yang hasilnya radikal dan culun-culun itu. Oleh karena itu mari kita benahi pendidikan, modalnya adalah percaya diri. Kalau tidak percaya diri jangan pernah ngaku jadi anak buah KH Hasyim Ashari dan Gus Dur yang kokoh dan berani,” kata Muhaimin saat ditemui di Kongres Pelajar NU, Asrama Haji Palembang, Ahad (2/12/2012) seperti dikutip Okezone.com.
Menurut H. Iman Budiman, pernyataan Muhaimin yang tidak pantas ini sangat melukai hati para aktivis Rohis. Stigma Rohis sebagai basis Islam radikal dimunculkan kembali. Dan seakan ingin meyakinkan publik akan fitnah itu.
“Sikap dan pernyataan Muhaimin adalah cermin dirinya dalam bersikap, politisi ini culun,” kata Iman.
Lanjutnya, sebagai seorang tokoh politik sekaligus pejabat publik, Muhaimin seharusnya tidak asal bicara. “Tolak ukur kualitas pemimpin bisa dilihat dari tutur katanya,” ujarnya.
Menurut Iman, Muhaimin tidak pantas disebut sebagai tokoh muda. Bahkan Muhaimin telah melecehkan aktivis Rohis.
“Sebagai orang yang lahir dari NU, pernyataannya menodai karakter warga NU yang menjunjung nilai ukhuwah dan mendukung setiap langkah perbaikan moral bangsa,” paparnya.
Tekait dengan Rohis, “Mestinya semua pihak bahkan negara harus berhutang terhadap kehadiran Rohis sebagai benteng moral pelajar Indonesia,” tegas Iman.
“Mereka adalah anak-anak pelajar yang punya komitmen dalam memperbaiki akhlak pelajar. Mereka turut menciptakan generasi berkualitas. Lihat saja kegiatan-kegiatan mereka yang sejalan dengan agenda negara dalam menciptakan iklim pelajar yang berkualitas,” tandas Iman mengakhiri penegasannya.(SALAM-ONLINE.COM)
Tren sikap kontroversi seolah menjadi senjata untuk mendiskreditkan golongan lain. Mulai dari kasus korupsi hingga pelecehan perempuan serta membuat pernyataan fitnah. Kini kita dikejutkan dengan pernyataan Muhaimin Iskandar saat menghadiri Muktamar pelajar NU.
Menakertrans, Muhaimin Iskandar yang juga Ketua Umum PKB mengatakan bahwa siswa yang aktif di unit kerohanian Islam di SMA atau dikenal Rohis sebagai anak-anak radikal dan culun-culun. Rohani Islam (Rohis) kembali diisukan negatif.
Justru pernyataan Muhaimin itu bisa disebut sebagai sikap seorang politisi yang culun.
Demikian dinyatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Umat Islam (PP Pemuda PUI), H. Iman Budiman, dalam rilis yang diterima redaksi salam-online, Kamis (6/12/2012).
Muhaimin Iskandar |
Hal ini dikatakan Muhaimin alias Cak Imin saat menghadiri Kongres Pelajar Nahdlatul Ulama (NU) di Asrama Haji Palembang, Ahad (2/12/1012).
Muhaimin Iskandar mengaku khawatir dengan kondisi pemuda saat ini, yang sudah melupakan Nahdlatul Ulama (NU).
“Siswa-siswi SMA kita kini tidak kenal NU, kenalnya Rohis, yang hasilnya radikal dan culun-culun itu. Oleh karena itu mari kita benahi pendidikan, modalnya adalah percaya diri. Kalau tidak percaya diri jangan pernah ngaku jadi anak buah KH Hasyim Ashari dan Gus Dur yang kokoh dan berani,” kata Muhaimin saat ditemui di Kongres Pelajar NU, Asrama Haji Palembang, Ahad (2/12/2012) seperti dikutip Okezone.com.
Menurut H. Iman Budiman, pernyataan Muhaimin yang tidak pantas ini sangat melukai hati para aktivis Rohis. Stigma Rohis sebagai basis Islam radikal dimunculkan kembali. Dan seakan ingin meyakinkan publik akan fitnah itu.
“Sikap dan pernyataan Muhaimin adalah cermin dirinya dalam bersikap, politisi ini culun,” kata Iman.
Lanjutnya, sebagai seorang tokoh politik sekaligus pejabat publik, Muhaimin seharusnya tidak asal bicara. “Tolak ukur kualitas pemimpin bisa dilihat dari tutur katanya,” ujarnya.
Menurut Iman, Muhaimin tidak pantas disebut sebagai tokoh muda. Bahkan Muhaimin telah melecehkan aktivis Rohis.
“Sebagai orang yang lahir dari NU, pernyataannya menodai karakter warga NU yang menjunjung nilai ukhuwah dan mendukung setiap langkah perbaikan moral bangsa,” paparnya.
Tekait dengan Rohis, “Mestinya semua pihak bahkan negara harus berhutang terhadap kehadiran Rohis sebagai benteng moral pelajar Indonesia,” tegas Iman.
“Mereka adalah anak-anak pelajar yang punya komitmen dalam memperbaiki akhlak pelajar. Mereka turut menciptakan generasi berkualitas. Lihat saja kegiatan-kegiatan mereka yang sejalan dengan agenda negara dalam menciptakan iklim pelajar yang berkualitas,” tandas Iman mengakhiri penegasannya.(SALAM-ONLINE.COM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar