Dewan
Kehormatan Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT), Ir. Nita Yudi,
mengungkapkan Komisi Nasional (Komnas) Pengendalian Tembakau sudah empat
tahun mengajukan edukasi tentang bahaya rokok ke dalam kurikulum namun
hingga kini belum diproses oleh pihak Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud). Yang lebih aneh, Kemendikbud dinilai telah
menerima sumbangan dari perusahaan rokok.
“Ya mereka bilang akan diproses tapi we don’t know sampai
sekarang belum diproses, karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
malah terima yayasan sumbangan dari Sampoerna Foundation,” demikiann
ujar Nita saat kepada hidayatullah.com seusai seminar tentang “Kisruh Regulasi Rokok” di Auditorium Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, belum lama ini.
Padahal menurutnya, pengajuan edukasi bahaya rokok ke dalam kurikulum sudah diajukan dari tahun 2008 lalu.
“Yang mengusulkan Komnas Pengendalian Tembakau, Ikatan Ahli kesehatan
Masyarakat Indonesia (IAKMI) sama pak Abdillah dari Fakultas Demografi
Universitas Indonesia, membuat itu agar masuk kurikulum dan minta pada
menteri pendidikan dan kebudayaan,” ujarnya.
Ia juga mengusulkan pada pihak Kemendikbud, jika anak-anak Indonesia
ingin pintar, pihak Kementerian tak lagi menerima iklan-iklan rokok dan
sumbangannya.
“Kalau mau pinter anak-anaknya, Kementerian jangan terima itu
iklan-iklan rokok dan sumbangannya, kalau negara lain bisa hidup tanpa
rokok kenapa kita tidak?.” pesannya.
Perokok Anak Meningkat
Sementara di sisi lain, terdapat fakta yang cukup mengejutkan,
Lembaga Demografi Universitas Indonesia menyebutkan prevalensi perokok
anak usia 10-14 tahun meningkat 6 kali lipat selama 12 tahun dari tahun
1996 hingga tahun 2007.
Pada tahun 1995 jumlahnya hanya 0,3
persen atau sekitar 71.100 orang, kemudian meningkat tajam menjadi 2
persen atau sekitar 426.200 orang.
Menurut Komnas Perlindungan
Anak, ini adalah trend yang mengkhawatirkan karena meningkatnya
prevalensi merokok berarti meningkatnya beban ekonomi akibat merokok
serta menurunnya sumber daya manusia Indonesia pada masa mendatang.Hidayatullah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar