Aksi Densus 88 yang menggerebek Pondok Pesantren Darul Akhfiya di Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur memperlihatkan cara-cara yang mirip Partai Komunis Indonesia (PKI).
“Penggerebekan pesantren di Nganjuk oleh Densus 88 mirip cara-cara PKI,” kata pengamat terorisme, Al Chaidar kepada itoday, Selasa (13/11/2012).
Menurut Al Chaidar, cara-cara Densus 88 dalam menangani teroris seperti yang dilakukan di Pesantren Darul Akhfiya dapat memunculkan konflik horizontal.
“Masyarakat yang diprovokasi bahwa pesantren tersebut terkait jaringan teroris, akan memunculkan konflik horizontal,” ungkapnya.
Kata Al Chaidar, Pondok Pesantren Darul Akhfiya di Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur dikelola alumni Pesantren Al Mukmin Ngruki.
“Pesantren itu dikelola alumni Ngruki. Pesantren Ngruki dan alumninya secara geneologis masuk gerakan Islam radikal, tetapi belum tentu teroris,” pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Densus 88 menggerebek Pondok Pesantren Darul Akhfiya di Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (13/11/2012) dini hari.
Selanjutnya Densus 88 membawa sekitar 50 santri Pondok Pesantren Darul Akhfiya ke Markas Polres Nganjuk. Densus 88 menduga para santri itu terlibat dalam jaringan teroris.
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhfiya bernama Nasiruddin Ahmad alias Landung Tri Bawono, 34, asal Sukoharjo, Solo.
Nasiruddin membantah Pondok Pesantren Darul Akhfiya dan dirinya terlibat dalam jaringan teroris. Kata Nasiruddin, di pesantren Darul Akhfiya diadakan pengajian seperti biasanya dan pelajaran bela diri.
“Kami tidak mengajarkan gerakan terorisme, namun hanya ilmu agama seperti pesantren umumnya. Selain itu, kami juga mengajarkan ilmu beladiri,” ujar Nasiruddin. (SALAM-ONLINE.COM):
Tidak ada komentar:
Posting Komentar