Oleh : Dinar Zul Akbar
Inna lillahi wa Inna Ilayhi Roji’un
Adalah sebuah ungkapan yang pas untuk menggambarkan kondisi umat
Islam di muka bumi ini. Terjadi banyak begitu pembantaian demi
pembantaian. Begitu derasnya muncratan darah yang keluar tak henti dari
tubuh seorang muslim. Peluh tangis air mata pun tak kalah sedikit keluar
dari kedua mata seorang muslim, membasahi bumi ini yang kering akan
kepedulian.
Kawan,
Tengoklah apa yang terjadi di Palestina saat ini. Rezim zionis Israel
masih saja bercokol di bumi yang Allah berkahi itu. Kaum anak disana
dipaksa untuk tumbuh dalam suasana penzholiman. Ingatlah, bahwa apa yang
terjadi di Palestina bukanlah peperangan. Melainkan penzholiman yang
dieksekusi oleh Rezim Zionis Israel, serta disponsori Amerika Serikat
dan kawan-kawan.
Poros kezholiman yang terbesar di kolong langit adalah apa-apa yang
terjadi di Palestina sekarang ini. Karena rezim Israel merupakan anak
haram dari perselingkuhan kekuatan Imperalisme Barat dengan Jaringan
Yahudi Internasional kala itu. Jika bumi dimana al Maqdis ini bebas maka
bukan tak mungkin penindasan serta penzholiman terhadap muslim yang
lain akan hilang dari muka bumi.
Kawan,
Perhatikan juga apa yang terjadi di Afghan. Rupanya Allah masih
menakdirkan Afghanistan sebagai ladang jihad bagi para mujahidin. Gelora
jihad yang dimulai dari akhir dekade 70-an masih berlanjut sampai
sekarang. Musuh-musuh senantiasa berdatangan walau dalam entitas yang
berbeda. Dari mulai komunis Uni Sovyet sampai emperium romawi baru USA
tak henti menjajal kekuatan kaum mujahidin disana.
Di Afghanistan kini, drone-drone yang diterbangkan salibis Amerika
senantiasa membunuh siapa saja yang mereka kehendaki. Jangankan drone
yang merupakan benda mati, tentara yang terhitung makhluk hidup saja
sudah kehilangan hati nurani.
Kawan,
Lihat juga apa yang terjadi di Suriah. Coba baca berbagai berita
seputar kejamnyarezim Bashar al Asad di bumi Syam itu. Perlakuan biadab
yang dilakukan tentara Bashar yang diantaranya merupakan preman Syiah
Ghulat Nushoiriyah sungguh tak terbayangkan. Bashar sang diktaktor
nampaknya begitu percaya diri mendapat sokongan dari Republik Syiah
Iran, Republik Komunis Cina serta Rusia. Sejatinya Bashar ini hanya
melanjutkan kepemimpinan tangan besi sang ayah Hafez al Asad
Slogan la ilaha illa Bashar senantiasa didengungkan tentara bengis
itu. Bahkan dengan sengaja mereka mencari nama-nama yang menandakan
ahlus sunnah seperti Abu Bakr, Umar serta Aisyah untuk kemudian mereka
lecehkan. Tercatat sudah lebih dari (minimal) 35.000 nyawa melayang di
tangan tentara Bashar al Assad.
Kawan,
Coba simak apa yang terjadi di Myanmar. Nasib kaum muslimin Rohingya
disana amatlah mengenaskan. Mereka tak diakui oleh pemerintah Myanmar.
Bukan hanya sebatas itu, Pemerintah Myanmar bahkan secara tersembunyi
merestui gerakan pembersihan etnis Muslim Rohingya.
Kabar kaum Budha yang katanya agama paling cinta damai, welas asih
seolah menjadi fitnah di tanah Rakhine. Bahkan bermunculan di internet
gambar puluhan atau mungkin ratusan biksu dengan tegas menolak adanya
OKI (Organisasi Konferensi Islam) yang tiba di Myanmar. Padahal
kedatangan OKI tak lain hanya ingin membantu kaum muslimin Rohingya.
Ribuan korban telah jatuh, puluhan atau ratusan masjid telah dibakar.
Hingga tulisan ini lahir pun, nampaknya mereka yang jauh disana masih
terus merasakan penderitaan.
****
Padahal Rasul sholallahu ‘alayh wasallam telah menyatakan bahwa
sesama mukmin itu layaknya bangunan yang saling menguatkan (hadits
shohih). Namun apa daya bangunan yang diberi nama ukhuwah islamiyah itu,
nampaknya sudah roboh jauh-jauh hari. Dan ironis, yang merobohkan itu
adalah tangan kita sendiri yang mengaku muslim, umat Muhammad sholallahu
‘alayh wasallam, dan juga makhluk Allah Ta’ala.
Ingatlah kawan..
Akan tiba hari ketika engkau akan dihisab oleh Allah al Hakim.
Mungkin akan datang berdiri disampingmu seorang anak kecil entah ia dari
Palestina, Afghanistan, Suriah atau pun Myanmar. Dia akan menghadap
Allah al Malik dengan membawa luka-lukanya yang masih segar.
Dengan bahasa lugunya anak kecil itu mengadu kepada Robbnya akan
hilangnya kepedulian umat Islam yang lain termasuk dirimu kepadanya
serta nasib anak-anak muslim lainnya.
Maka ..
Apa yang kau hendak katakan sebagai pembelaanmu dihadapan Allah Jalla Jalaluh??
Kau akan mendadak bingung dan ketakutan. Karena tidak adanya catatan
amal jihad qital mu di bumi jihad dimana kaum muslimin beserta anak-anak
mereka dibantai.
Kau masih akan dilanda kebingungan. Karena tidak ditemukan juga
catatan amal shodaqoh mu terhadap mereka-mereka yang membutuhkan uluran
bantuanmu.
Kau akan merasa hamba yang teramat menyesal, dan mencela dirimu
sendiri. Karena tidak terlihat juga amalan berupa do’a-do’amu untuk
mereka yang tertindas membela kehormatan agama serta harga diri mereka
sebagai muslim.
****
Alhamdulillah kawanku, peristiwa itu belumlah terjadi. Allah ta’ala
masih sayang terhadapmu dengan memberikan kesempatanmu untuk bernafas di
bumiNya. Tujuan itu tidak lain hanyalah agar engkau menjadi lebih
peduli terhadap sekitarmu, terkhusus saudaramu seiman seagama yang telah
diperlakukan tak adil oleh dunia.
Sejatinya pula peristiwa-peristiwa tadi merupakan ujian bagi mereka
dan juga bagi kita. Adakah ujian ini bisa membentuk tenggang rasa kita
yang selama ini tertidur pulas, atau mungkin tersekat batas teritorial
karna paham nasionalis narsis. Bahkan nabi tercinta Muhammad sholallahu
‘alayh wasallam pernah mengingatkan bahwa tak beriman seorang yang tidur
pulas sedang tetangganya dalam keadaan lapar (HR Al Bazzar). Sementara
yang menimpa terhadap saudara-saudara kita bukan hanya kelaparan
melainkan tembakan, tebasan, serta gempuran.
Berjihadlah kawan, bebaskan saudara-saudara kita disana jika kau mampu walaupun hal itu berat untuk dilaksanakan.
Jika kau tak mampu, maka berinfaqlah untuk mereka. Infakmu adalah
bukti kasihmu kepada mereka. Salurkan melalui lembaga-lembaga yang
memang berkonsentrasi akan hal itu. Ingatlah kawan, harta yang abadi
adalah harta yang dikeluarkan di jalan Allah untuk meringankan beban
mereka yang tertindas. Selain dari itu, ia hanya akan menjadi kotoranmu
di dunia.
Dan apabila dengan berinfaq, dirimu masih belum dapat menunaikannya.
Maka jangan pernah sekali-kali meninggalkan mereka dalam doamu di
tiap-tiap hari yang kau lewati. Untuk peristiwa Bir Maunah yang
menewaskan 70 Qori saja. Rasul sholallahu ‘alayh wasallam mendoakan
mereka melalui Qunut Nazilah selama 1 bulan lamanya. Lantas bagaimana
yang jumlah korbannya telah mencapai ratusan ribu jiwa??.
Karna do’a seorang muslim untuk saudaranya yang muslim akan diaminkan oleh malaikat (hadits shohih).
Dan satu hal lagi wahai kawanku. Tetaplah ikuti perkembangan keadaan
mereka. Sebagai pengikat hati antara kita dan mereka. Dan juga sebagai
renungan untuk kita bahwa cobaan yang kita hadapi mungkin tak seberapa
dibanding yang menimpa mereka saat ini. Bukan hanya di Palestina,
Afghanistan, Suriah, ataupun Myanmar. Akan tetapi peduli serta mendoakan
kepada saudara kita yang di Xinjiang, Kashmir, Chechnya, Moro, Pattani
dan belahan bumi lainnya.
اللهم انصر المجاهدين والمسلمين في كل مكان
Allahumman shuril mujahidiina wal muslimiina fi kulli makan
Ya Allah tolongloh para mujahidi dan muslimin di seluruh penjuru
اللهم أعز الإسلام والمسلمين و أصلح أحوالهم و أهلك الكفار والمشركي
Tidak ada komentar:
Posting Komentar