Kadar hormon seks testosteron dalam tubuh diukur dengan tes darah pada pagi hari. Nilai testosteron normal pada pria adalah 270-1070 ng/dl. Namun hal ini tergantung juga pada batas pemeriksaan dan range juga dapat bervariasi.
Pada wanita, terdapat perbedaan pendapat tentang akurasi pengukuran testosteron karena nilai yang bersirkulasi dalam darah jauh lebih rendah dari laki-laki dan lebih sulit untuk mengukurnya secara akurat. Kadang testosteron bebas dapat diukur dan tingkat normalnya berhubungan dengan usia. Menariknya, menopause tampaknya tidak mempengaruhi penurunan kadar testosteron pada wanita lanjut usia.
Gejala Testosteron Rendah
Pada laki-laki, gejala testosteron rendah tergantung pada faktor di level mana penurunan testosteron terjadi. Jika penurunan terjadi pada masa janin maka kemungkinan pengaruh terjadi pada perkembangan penis dan skrotum.Jika testosteron rendah terjadi selama masa pubertas maka kemungkinan yang terjadi adalah tidak terjadinya perkembangan karakteristik seksual seperti massa otot tidak berkembang, suara tidak berubah dan tidak mengalami pertumbuhan rambut pada area kelamin, dan bahkan seorang remaja pria yang rendah testosteron bisa mengalami pembesaran payudara dan kegagalan penis ereksi.
Jika penurunan testosteron terjadi pada pria dewasa maka dampak yang muncul adalah terjadi penurunan fungsi seksual, libido rendah, infertilitas dan disfungsi ereksi. Dampak lain yang mungkin muncul adalah kebotakan, massa otot menurun da mengalami osteoporosis.
Sementara itu, penurunan kadar hormon testosteron pada wanita juga dapat berakibat buruk seperti cepat marah, kehilangan gairah seks, dan gangguan tidur.
Pada pria, testosteron rendah dapat mengakibatkan:
- Infertilitas
- Penurunan fungsi seksual dan keinginan
- Disfungsi ereksi (DE)
- Rambut rontok
- Penurunan massa otot, dan
- Osteoporosis.
- Hot flashes
- Iritabilitas
- Hilangnya hasrat seksual
- Gangguan tidur
- Kehilangan massa otot, dan
- Penurunan kepadatan tulang (osteoporosis).
Apa saja penyebab testosteron rendah?
Kadar testosteron yang rendah dapat disebabkan oleh beberapa faktor misalnya adanya masalah pada saraf hipotalamus atau hipofisis yang menghambat produksi LH dan FSH yang sesuai untuk dapat merangsang pembentukan testosteron.Kemungkinan lain adalah organ-organ pendukung produksi testosteron tidak berfungsi normal atau tidak mampu merespon stimulasi dari otak. Adanya perubahan SHBG (protein pembawa testosteron) juga bertanggungjawab terhadap kurangnya hormon testosteron dalam darah.
- Jika masalahnya ada pada organ penghasil testosteron seperti testis atau ovarium maka dalam hal ini disebut masalah primer, dan dalam istilah medis penurunan produksi testosteron ini disebut Hipogonadisme.
- Jika masalahnya berhubungan dengan kemampuan tubuh mengatur testosteron, maka dianggap sebagai masalah sekunder atau hipogonadisme sekunder.
- Dan jika masalah berada di level hipotalamus maka disebut hipogodanisme tersier.
- Testis tidak turun, jika testis gagal berpindah dari perut ke skrotum selama perkembangan janin pada masa tahun pertama kelahiran maka testis bisa rusak dan tidak akan mampu menghasilkan testosteron yang banyak.
- Cedera pada skrotum, jika testis terluka maka ada kemungkinan produksi testosteron juga akan menurun. Kerusakan satu testis saja tidak begitu berpengaruh apabila testis yang satunya lagi tetap normal.
- Terapi kanker, seperti kemoterapi dan terapi radiasi dapat merusak sel-sel yang bertanggungjawab pada produksi testosteron. Penurunan produksi testosteron mungkin bersifat sementara saja, apabila terapi dihentikan maka produksi akan pulih kembali.
- Penuaan, kadar testosteron akan menurun karena tubuh bertambah tua.
- Gondok orchitis, virus gondok dapat menyebabkan peradangan pada testis dan jika penyakit terjadi pada masa pubertas atau dewasa maka dapat menyebabkan kerusakan testis dan menurunkan produksi hormon testosteron.
- Kelainan kromosom, seorang laki-laki normal memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y (seorang wanita memiliki dua kromosom X). Dalam kasus sindrom Klinefelter, terjadi penambahan kromosom X pada laki-laki yang menyebabkan terjadinya perkembangan abnormal pada testis dan menurunkan kemampuannya memproduksi testosteron.
- Kondisi tertentu pada ovarium wanita, kegagalan prematur ovarium dan operasi pengangkatan kedua indung telur adalah kondisi yang berhubungan dengan kadar testosteron rendah pada wanita.
Perlu dicatat bahwa obesitas atau kegemukan dapat juga menjadi penyebab testosteron rendah. Meskipun dapat dikaitkan dengan penyebab lain, obesitas pada kasus tertentu meningkatkan konversi testosteron ke estrogen. Proses ini alami pada pria dan wanita dan terjadi dalam sel lemak. Dalam kasus obesitas, jumlah sel-sel lemak dalam jumlah besar meningkatkan proses ini dan akibatt terjadinya konversi yang berlebihan tersebut menyebabkan kadar testosteron menjadi rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar