Wudhu
Wudhu mengajarkan kepada kita untuk selalu hidup bersih. Kata wudhu berasal dari kata wadha yang mempunyai arti kebersihan. Dalam terminologi hukum islam, itu berarti membersihkan beberapa bagian tubuh sebelum mengerjakan ibadah shalat.
Kulit adalah alat tubuh kita yang terbesar dan lapisan terluar dari tubuh manusia. Bagian inilah yang sepanjang hari mengalami kontak langsung dengan dunia luar, dan karenanya juga amat rentan terhadap kotoran.
Dengan berwudhu, kita telah membersihkan bagian-bagian yang selalu bersentuhan dengan kotoran. Lingkungan kita mengandung banyak debu, bakteri, dan hal-hal lain yang merugikan kesehatan. Semua kotoran ini menempel dan menimbulkan kerak yang menghambat pori-pori kulit sehingga mengganggu sirkulasi dengan hawa di sekitarnya.
Oleh karena itu, amat penting menjaga kulit supaya selalu bersih dan lentur. Bagaimana kulit tidak bersih kalau kita selalu melakukan wudhu dalam sehari lima kali?
Shalat
Shalat mengajarkan kepada kita untuk selalu hidup sehat. Tubuh manusia memiliki suatu system yang begitu sempurna; apabila ada satu bagian yang mengalami kelainan, bagian yang lain akan merasakan akibatnya. Itu semua karena adanya jutaan syaraf yang menyebar di tiap-tiap bagian tubuh kita. Bagian yang terbanyak adalah otot-otot jaringan penggerak, yang menggerakkan setiap persendian dan organ internal kita tanpa kita sadari, yang semuanya terkontrol oleh pusat system saraf otak.
Dengan melakukan gerakan-gerakan shalat, kita telah melakukan aktivitas olahraga ringan yang dapat meningkatkan kelenturan otot jaringan kita. Secara tidak langsung, kita juga membantu system aktif saraf dari seluruh bagian jaringan organ yang ada di dalam tubuh manusia, sehingga dapat berfungsi dengan baik.
Waktu Shalat
Waktu-waktu shalat mengajarkan kepada kita untuk selalu menghargai waktu dan hidup sesuai dengan siklus alam semesta. Waktu-waktu shalat yang kita lakukan sangat sesuai dengan kaidah dan ketentuan system terapi dalam ilmu kesehatan Cina. Dalam ilmu kesehatan Cina dijelaskan bahwa ada hubungan kosmis antara tubuh manusia dan alam sekitarnya, termasuk hubungan medan magnetis antara bumi, manusia, dan langit.
Dengan adanya hubungan medan energy dan medan magnetis manusia dengan alam sekitarnya, terjadilah system sirkulasi yang seimbang. Dan waktu-waktu terapi pun disesuaikan dengan interaksi antara organ manusia dan alam, sesuai dengan kadar medan energy alam dan medan magnetis alam terhadap beberapa organ internal manusia. Ada baiknya kita tinjau kembali secara singkat manfaat setiap shalat, dan kita tinjau sebagai sebuah rangkaian yang utuh sehingga kita mendapatkan gambaran yang lebih lengkap.
- Shalat Subuh: Terapi Paru-Paru
Shalat ini dilakukan pada pagi hari. Manfaatnya berhubungan dengan paru-paru. Saat subuh, kita menghirup udara bersih, oksigen yang masih segar. Dari paru-paru, darah mengambil “bahan bakar” yang masih baru dan bersih. Akhirnya, keseluruhan organ menerima pasokan nutrisi yang bersih. Selanjutnya, tubuh menjadi segar kembali, otak menjadi jernih karena menerima pasokan darah yang membawa oksigen yang masih segar. Dengan demikian, tubuh dipersiapkan untuk menghadapi aktivitas pada hari itu.
- Shalat Zuhur: Terapi Jantung
Shalat ini dilakukan pada saat udara sudah panas, sehingga meningkatkan emosi kita. Ini karena pada saat itu kerja jantung mencapai puncaknya. Dengan shalat, dan dipadukan dengan basuhan air dingin saat wudhu, kita menurunkan hawa panas jantung sehingga kembali stabil. Akhirnya, hal ini memengaruhi system lainnya, karena fungsi jantung yang merupakan “penguasa” pembuluh-pembuluh. Jantung memompa darah agar selalu mengalir untuk membawa sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh organ-organ lainnya.
- Shalat Asar: Terapi Kandung Kemih
Shalat ini dilakukan pada sore hari, waktu yang menjadi pembatas siklus hawa udara dari panas menuju dingin. Bagi organ manusia, ini adalah masa untuk membuang sisa proses kimia di dalam tubuh kita yang berlangsung selama aktivitas sepanjang siang.
- Shalat Magrib: Terapi Ginjal
Shalat ini dilakukan sesudah matahari terbenam hingga lenyap mega merah di sebelah barat. Setelah hawa udara semakin menurun, siatem ginjal juga mulai menyesuaikan diri dengan energy (chi) di sekitarnya. Pada waktu magrib, mulai terjadi penurunan aktivitas dan tubuh kita menyesuaikan diri dengan hawa disekitarnya yang semakin mendingin. Dengan melakukan gerakan-gerakan shalat, energy panas (yang) dalam tubuh selalu terjaga agar tetap seimbang.
- Shalat Isya: Terapi Perikardium
Shalat ini dilakukan sesudah habis waktu magrib hingga menjelang subuh. Pada saat ini, dimulailah system penurunan kerja organ internal yang telah digunakan dalam aktivitas sehari. Seluruh tubuh memasuki masa istirahat, terutama pada kerja jaringan yang digunakan untuk gerak dan berpikir. Waktu ini juga disebut sebagai waktu relaksasi, pengenduran dan penormalan organ, jaringan otot, system saraf, dan lain sebagainya. Gerakan-gerkan shalat mendukung kerja pericardium yang membuang kelebihan energy dari jantung. Dengan dilepaskannya kelebihan energy secara alamiah, terciptalah stabilitas tinggi energy jantung sehingga proses istirahat tubuh menjadi sempurna.
Tampaklah bahwa dengan melakukan shalat lima waktu secara rutin, sesungguhnya kita hidup selaras dengan siklus alamiah tubuh dan alam.
Dengan meninjau secara lengkap ketiga unsur ibadah shalat, tampaklah bahwa dalam satu rangkaian yang mudah dikerjakan, kita dituntun untuk hidup sehat, menjaga kebersihan, menghargai waktu, dan hidup sesuai siklus alam semesta. [islampos]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar