- Oleh : Muhaimin Iqbal
Indahnya
ilmu itu adalah bila dia dibagi, dia tidak berkurang tetapi malah
bertambah. Itulah yang terjadi di situs ini, awalnya saya menulis
sedikit tentang kebun. Kemudian para pembaca situs ini yang tahu lebih
banyak menambahinya dengan ilmu-ilmu mereka. Ada yang menambahinya dari
sisi perkebunan, science dan juga banyak yang menambahinya dengan Al-Qur’an. Maka pools of knowledge yang menggelinding seperti bola salju itu insyaAllah cukup untuk membuat grand design sebuah kebun yang tidak biasa, yaitu kebun yang berbasis Al-Qur’an. Apa isinya ?
Kebun ini di-design
dengan petunjuk-petunjuk dalam sejumlah besar ayat-ayat Al-Qur’an –
maka ayat-ayat inilah yang akan menjadi panglimanya, menjadi penentu
arah dan pengambil kebijakan - akan
dibawa kemana kebun ini nantinya. Kemudian tentu serangkaian ilmu-ilmu
terapan seperti perkebunan, pertanian, biologi, bio-teknologi dlsb. akan
dikerahkan sebagai prajurit – untuk mengimplementasikannya di lapangan.
Ukuran
bulatan disesuaikan dengan banyaknya suatu jenis tanaman disebut di
Al-Qur’an, ini kurang lebih mewakili tingkat kepentingan tanaman
tersebut bagi kehidupan manusia. Misalnya kurma, disebut sampai
sekurangnya 20 kali – maka kurma ini yang kita gambar paling besar. Dari
kurma inilah kita memulai rancangan kebun kita ini.
Kemudian
tanaman-tanaman lain ada yang disebut dalam sejumlah ayat berdampingan
dengan penyebutan kurma. Misalnya anggur, disebut tidak kurang dari 9
kali berdampingan dengan kurma. Zaitun, tidak kurang 5 kali disebut
berdampingan dengan kurma. Delima disebut 3 kali berdampingan dengan
kurma, demikian pula biji-bijian.
Biji-bijian (leguminosa) bahkan dalam dua ayat disebut mendahulu tumbuhnya kurma (QS
36:33 ; QS 6:99), karena dia berfungsi sebagi tanaman perintis yang
mengikat nitrogen dari udara. Dia mengantarkan lahan yang semula
mati/gersang sampai layak untuk ditumbuhi kurma dan kemudian juga
tanaman-tanaman lainnya.
Ada
juga yang disebut tidak secara berdampingan tetapi masih dalam
rangkaian ayat-ayat yang membahas hal yang sama, sehingga masih dalam
konteks yang sama. Misalnya padi-padian yang melengkapi kebun kurma (QS
18:32) atau ditanam sesudah kebun kurma memancarkan air – setelah tanah
subur (QS 36:35), untuk melengkapi kebutuhan tanaman pangan bagi
manusia.
Dalam
konteks yang sama dengan makanan bagi manusia, juga ada ayat yang
mengisyaratkan pentingnya memperhatikan makanan ternak kita (QS 80 :32).
Untuk itu kita juga harus menanam rumput-rumputan (QS 80 :31).
Ada
juga pelajaran khusus dari Surga, yaitu tanaman buah pisang (QS 56:29)
yang disebut di antara buah yang banyak – yang tidak disebutkan secara
langsung namanya satu persatu (QS 56:32), disebut pula bahwa ada buah
yang tidak berhenti dan tidak pula terlarang untuk mengambilnya (QS
56:33). Para ahli tanaman dan ahli buah tahu, bahwa pisang adalah buah
yang tidak mengenal musim !.
Maka
kurang lebih seperti ilustrasi di atas-lah isi kebun yang dirancang
berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an itu. Mulai dari tanaman perintis dari
jenis biji-bijian, kemudian masuk tanaman utama yaitu kurma.
Berdampingan dengan kurma dalam jumlah mengikuti ukuran yang paling
banyak adalah anggur, kemudian diikuti zaitun dan delima.
Untuk
mengimbangi buah-buhan yang rata-rata ada musimnya masing-masing, diisi
pula dengan buah yang tidak mengenal musim yaitu pisang. Di tanah subur
yang terbentuk melalui ecosystem kebun ini, kemudian juga ditanam padi-padian seperti beras dan gandum – melengkapi makanan yang kita butuhkan.
Karena
kita juga butuh makan daging, maka tidak lupa kita memperhatikan pakan
ternak kita - untuk ini rumput-rumputan juga harus ditanam di
tempat-tempat yang sesuai. Agar ternak kita tumbuh dengan gizi terbaik,
maka di antara tanaman Anggur juga ditanam tanaman Alfaafa – yang secara
khusus disebut sebagai tanaman yang bergizi tinggi.
Dalam Al-Qur’an bahasa Inggris terjemahan Yusuf Ali – QS 80 :26 diterjemahkannya menjadi “and grapes and nutritious plants” (dan anggur dan tanaman bergizi tinggi), lebih menggigit ketimbang yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia “anggur dan sayur-sayuran”.
Professor Zaghloul El Naggar – penulis mu’jizat Al-Qur’an – mengartikan
tanaman bergizi tinggi itu adalah Alfaafa (Alfalfa - Medicago sativa),
karena secara ilmiah memang juga terbukti bahwa tanaman inilah jenis
tanaman yang memiliki gizi paling tinggi itu.
Tanaman
Alfaafa yang membutuhkan sinar matahari yang banyak untuk
pertumbuhannya, bisa hidup berdampingan dengan anggur karena karakter
anggur yang merambat. Rambatan anggur bisa dibuat vertical seperti pagar
tanaman, sehingga dia tumbuh sempurna tanpa memerlukan space
yang banyak. Anggur bersimbiose dengan alfaafa yang mempertahankan suhu
tanah dan mengikat nitrogen banyak-banyak di akarnya – untuk kesuburan
lahan yang dibutuhkan tanaman anggur.
Maka
sekali lagi perhatikan pada ilustrasi di atas, betapa satu demi satu
tanaman saling melengkapi. Ada yang menyuburkan lahan, ada yang
menghasilkan buah, ada yang memancarkan mata air, ada yang memberi hasil
bercocok tanam, ada yang tetap berbuah ketika yang lain tidak berbuah,
ada yang menyediakan pakan untuk ternak – yang kemudian memberi daging
dan susu bagi manusia.
Maka
inilah kurang lebih kebun pangan yang bisa berkelanjutan untuk
mencukupi pangan bagi manusia sambil terus menjaga lingkungan itu.
Tentu
ibarat bola salju, design ini masih perlu terus disempurnakan oleh yang
lebih tahu. Tetapi bahwasanya design ini insyaAllah akan menjadi design
yang sustainable, karena
sekarang-pun Anda bisa melihat buktinya design serupa yang telah hidup
lebih dari 2,000 tahun dan sampai sekarang masih ada – yaitu bukti food forest yang ada di Marocco – yang dapat Anda saksikan video-nya di link ini.
Perhatikan
baik-baik jenis-jenis tanaman yang disebutkan di video tersebut, Anda
akan temukan hampir secara keseluruhan tanaman yang ada di design kebun
berbasis Al-Qur'an tersebut di atas – juga ada terwakili di food forest yang berumur lebih dari 2,000 tahun ini.
Ketika petunjuk itu begitu jelas (QS 2:185), dan bukti ilmiahnya di muka bumi begitu nyata (QS 51:20) – “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?” (QS 55:13) ?
Jawabannya
adalah tinggal kita ikuti petunjukNya itu dan semaksimal mungkin kita
amalkan di lapangan. Insyaallah kami sedang merintis kebun percobaan ini
di Jonggol, mudah-mudahan kelak bisa terus bisa disempurnakan oleh anak
cucu kita dan digandakan di berbagai tempat lainnya. Tentu saja ini
menyakut pekerjaan besar dan lama, maka melalui tulisan ini saya juga
mengajak pembaca untuk membantu kami merealisasikannya – dengan cara
apapun yang Anda bisa. InsyaAllah bersama-sama kita akan
menggelindingkan bola salju yang lebih besar, bola salju yang
memakmurkan dunia, bola salju yang menjadikan ayat-ayatNya sebagai
panglima. InsyaAllah.
Catatan:
Hampir
keseluruhan bibit tanaman yang ada pada design kebun tersebut di atas
sudah kami kumpulkan untuk persiapan pengembang biakannya, yang belum
ada adalah bibit pohon zaitun dan delima. Kalau di antara pembaca ada
yang bisa membantu, insyaAllah akan menjadi amal yang berkelanjutan bagi
Anda.
GERAIDINAR
GERAIDINAR