Alangkah indahnya bila seorang Muslim mempergunakan suara indah yang diberikan Allah SWT untuk membaca Kalamullah.
Dengan suara terindahnya tersebut, baik dirinya maupun orang lain yang
mendengarkannya, tergugah untuk menerima hidangan Al-Quran dan
mendapatkan rahmat Allah SWT.
Tidak sepatutnya seorang Muslim menggunakan suara indahnya untuk
melantunkan suara yang tak bernilai ibadah, bahkan mengundang syahwat
dan dosa.
Orang yang diberikan suara indah oleh Allah SWT harus pandai
bersyukur. Saat dia melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran tujuannya agar
orang yang mendengarkannya dapat tergugah hatinya untuk mendapat taujih
dan hidayah Al-Quran.
Rasulullah SAW memberikan isyarat agar saat kita membaca Al-Quran
membacanya dengan suara terindah yang kita miliki. Orang yang terindah
suaranya adalah orang yang saat membaca Al-Quran terlihat bahwa dia
takut kepada Allah SWT.
Suara Indah Nabi Daud
Suatu hari seorang sahabat, Al-Barra’ RA, mendengar Rasulullah SAW
membaca Surat At-Tiin dalam shalat Isya. Dia pun tidak pernah mendengar
bacaan yang lebih bagus dari bacaan Rasulullah SAW.
Abu Musa Al-‘Asy’ariy r.a. dikenal di kalangan sahabat mulia sebagai
pemilik suara indah. Rasulullah SAW memberikan julukan kepadanya
seperti seruling Nabi Daud a.s. Maksudnya, suara Abu Musa Al-‘Asy’ari
saat membaca Al-Quran sungguh indah, seindah merdunya suara Nabi Daud
a.s.
Pembesar Quraisy dan Tilawah Al-Quran
Al-Quran memiliki daya tarik yang luar biasa. Indahnya lantunan ayat
suci Al-Quran yang dibawakan oleh Rasulullah SAW membuat beberapa
pembesar Quraisy tak tahan untuk mendatangi Rasulullah SAW secara
diam-diam hanya untuk mendengarkan lantunan Al-Quran di malam yang
pekat, saat rasulullah SAW shalat malam dengan bacaan Al-Quran yang
sangat merdu dan memukau orang yang mendengarnya. Walau akhirnya para
pembesar Quraisy tetap dalam pendiriannya, hasad dan ingkar kepada
ajaran Rasulullah SAW. warnaislam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar