Photo © endy daniel
Sebagai insan yang dhaif, tentunya pernah
melakukan serangkaian kesalahan dalam setiap episode kehidupan yang kita
jalani. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap kesalahan yang kita lakukan
tentunya akan mengundang reaksi dari orang yang melihat apa yang kita
lakukan. Reaksi ataupun respon seseorang ketika melihat kesalahan yang
kita lakukan tentu akan beraneka ragam, ada yang cukup hanya berdiam
diri acuh tak acuh, ada yang hanya mendoakan dalam hati, dan ada pula
yang langsung terjun memberikan nasehat.
Lantas ada di barisan manakah diri kita
ini? Apakah ketika kita melihat saudara kita melakukan perbuatan yang
salah, kita akan membiarkan saudara kita terus terjumus ke dalam lubang
kesalahan yang semakin dalam? Bagaimanapun juga ketika kita melihat
suatu kesalahan yang dilakukan oleh sahabat ataupun saudara kita sendiri
sudah seharusnya kita tidak berdiam diri. Atau mungkin ada yang berkata
“ah kalau saya cukup mendoakan saja didalam hati saya, semoga si fullan
tidak melakukan kesalahan yang sama”. Betul memang mendoakan didalam
hati kita agar saudara kita tidak melakukan kesalahan yang sama itu
baik, tetapi alangkah baiknya lagi manakala kita sinergikan dengan
action untuk memberikan juga nasehat dan uluran tangan agar teman
ataupun sahabat kita tidak melakukan kesalahan yang sama, setidaknya ini
adalah bentuk simpati kita terhadap teman atupun saudara kita.
Kita juga mungkin pernah menghadapi
seseorang yang ketika kita berikan nasehat agar tidak terjerumus kedalam
lubang kesalahan yang mengakibatkan dosa besar, kemudian nasehat kita
ditolak ataupun diabaikan begitu saja. Maka janganlah kita berputus asa,
karena banyak cara yang indah untuk kita tempuh agar saudara atau
bahkan sabahat kita bisa kembali kedalam jalan yang lurus. Karena
sungguh Allah lah Yang Maha Kuasa membolak balikan hati seseorang, tugas
kita hanyalah menyampaikan pesan pesan kebaikan dengan cara yang baik,
setidak nya ketika kita menyampaikan pesan ataupun nasehat untuk saudara
kita yang harus kita pegang. Sampaikanlah nasehat dengan cara yang
indah, kemudian bernilai pahala, selanjutnya bermanfaat untuk yang
memberikan nasehat dan menerima nasehat dan yang terakhir hendaklah
ketika menyampaikan nasehat tidak dengan menyakiti hati orang yang
dinasehati.
Maka agar setiap nasehat kabaikan yang kita
sampaikan ini bisa efektif, setidaknya ada 7 ( tujuh ) hal yang harus
kita perhatikan :
- Sampaikanlah dengan niatan lurus dan ikhlas hanya mengharap ridha Allah, bukan mengharapkan perhatian ataupun menjatuhkan harga diri orang yang kita berikan nasehat.
- Sampaikanlah setiap untaian kalimat nasehat dengan cara yang baik dan dengan tutur kata yang lembut karena penyampaian nasehat yang melibatkan hati akan sampai pula kehati. Kemudian sampaikanlah dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang yang kita nasehati sehingga ia bisa mencerna pesan yang disampaikan dengan baik, sebagaimana Firman Allah dalam Surat An Nahl[16] Ayat 125 “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
- Sampaikanlah nasehat pada orang yang bersangkutan ketika ia sedang sendirian untuk menjaga harga dirinya, karena jika kita sampaikan dihadapan publik dikhawatirkan nasehat yang kita sampaikan akan menjadi hal yang multitafsir bagi orang lain yang mendengarnya.Imam Syafi`i –rahimahullah- berkata: “Berilah aku nasihat secara berduaan, dan jauhkan aku dari nasihatmu di tengah orang banyak; karena nasihat di tengah-tengah orang banyak itu mengandung makna celaan yang aku tidak suka mendengarnya”.
- Pahamilah setiap isi nasehat yang kita sampaikan, dan nasehat yang disampaikan haruslah berdasarkan ilmu agar lebih mudah diterima.
- Lihat kondisi orang yang akan kita nasehati, setidaknya kita harus mencari momentum yang pas untuk bisa menyampaikan nasehat kita kepada orang yang bersangkutan, jangan sampai ketika kita hendak memberikan nasehat ternayat kondisi orang yang akan kita nasehati sedang dalam posisi yang kalut, atau di saat ia sedang bersama rekan-rekannya atau kerabatnya. Dan hendaklah pemberi nasihat mengetahui perasaan, kedudukan, pekerjaan dan problem yang dihadapi orang yang akan dinasihati itu.
- Jadilah teladan bagi orang yang akan kita nasehati, jangan sampai
nasehat kebaikan yang kita berikan tidak sesuai dengan perbuatan kita
sehari hari.“Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff:
2-3)
- Bersabar dalam memberikan nasehat, karena setiap orang yang menerima nasehat akan membutuhkan waktu untuk bisa mencerna dari setiap nasehat yang ia terima, maka doakan selalu agar Allah membolak balikan hati saudara yang kita nasehati agar tidak masuk kedalam lubang kesalahan yang sama.
Maka mulai saat ini mari kita saling
menasehati dalam kebaikan, bukan saling mencela dalam keburukan, nasehat
yang berasal dari hati yang tulus ikhlas karena menghadap ridha Allah
pasti akan sampai pula ke hati.
sumber
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar