One home one hafizh.
Itulah judul coretan kali ini. Bahasanya campuran Inggris dan Arab,
tapi memiliki makna luar biasa. Semoga susunan bahasanya tidak
bermasalah ketika kita tulis dan lafazhkan: Satu Rumah Satu Penghafal
Al-Quran (Hafizh). Bisakah?
Sebenarnya, di masyarakat kita yang mayoritas beragama Islam sudah
memulainya sejak sebelum kita lahir. Kenapa demikian? Karena kita yakin,
setiap keluarga Muslim minimal ada satu anggota keluarganya yang ikut
belajar Al-Quran secara rutin, seperti di mushalla, masjid, madrasah
atau majelis taklim.
Di penghujung tahun 70-an dan awal tahun 80, saya pernah merasakan
pendidikan agama, khususnya Al-Quran. Belajar dari rumah ke rumah,
mushalla, sampai belajar di madrasah diniyah. Belajar menulis dan
membaca Al-Quran serta menghafal Al-Quran., walaupun tidak banyak yang
kami hafalkan, hanya seputar Juz ‘Amma. Itu pun tidak sampai khatam
hafal Juz 30 ini. Namun, hingga dewasa ingatan itu tetap melakat hingga
agak sulit untuk ‘melupakan’ letak ayat dan surat yang terdapat di Juz
30 tersebut.
Saat ini, di tanah kita tercinta, banyak metode baca Al-Quran yang di tulis oleh ulama dan ustadz kita dalam rangka Da’wah bil Quran. Halaqat Al-Quran
dalam bentuk TPA (Taman Pendidikan Al-Quran), TPQ (Taman Pendidikan
Al-Quran), LTQ (Lembaga Tahfzih Al-Quran), Rumah Al-Quran, Sanggar
Al-Quran, Komunitas Penghafal Al-Quran, dan nama-nama pembelajar
Al-Quran lainnya semakin merebak dan akrab dengan keluarga kita.
Setidaknya hampir di tiap lingkungan rumah kita ada salah satu anak kita yang mengikuti pembelajaran di halaqat Quran tersebut.
Kerinduan akan adanya seorang dari anggota keluarga kita, dari
anak-anak kita yang pandai akan Al-Quran khususnya dapat menghafal
Al-Quran. Menghafal Al-Quran sudah hampir menjadi budaya di Indonesia.
Sebagai bukti, anak-anak yang mengikuti pembelajaran di halaqat Quran
sudah banyak yang hafal Al-Quran, khusunya surat-surat dalam Juz ‘Amma.
Tidak mustahil bila ini dilakukan secara kontiniu dan dapat berbagai
dukungan dari orang yang ada ada di sekitar mereka, khususnya kedua
orang tuanya, maka akan lahir di tiap rumah kita One Home One Hafizh. Semoga. Allahu a’lam.sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar