suaramerdeka.com
“SBY memang tidak aspiratif. Kegiatan Miss World itu bagian dari proyek zionisme. Zionisme itu merusak moral bangsa. Kalau mengizinkan berarti SBY bagian dari Zionis. Seburuk-buruk Soeharto masih punya moral menolak Miss World. SBY penjahat paling santun, menipu rakyat, menipu konstitusi,” katanya.
Ia mengkhawatirkan jika penyelenggaraan Miss World tetap berjalan, akan riskan terjadi bentrokan dari yang pro dan kontra Miss World.
Menurutnya, jika terjadi bentrok antara kelompok pro-kontra Miss World, itu bisa dijadikan dalih polisi untuk menangkap para penentang Miss World, termasuk Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab.
Dengan demikian, kata Umar, kepolisian akan mengambil untung dari kelompok pro demokrasi karena telah menangkap Habib Rizieq.
“Jika terjadi rusuh, para penentang Miss World akan ditangkap termasuk Habib Rizieq. Polisi ambil keuntungan dari kelompok pro demokrasi karena dapat menangkap Habib Rizieq. Uang akan mengalir ke polisi setelah Habib Rizieq ditangkap,” kata Umar Abduh seperti dikutip itoday, Kamis (5/9/2013).
Menurut Umar Abduh, skenario bentrok atau rusuh pro-kontra Miss World diarahkan kepada de-Islamisasi. Yakni, umat Islam akan dituduh tidak dewasa dalam menyikapi perbedaan keyakinan di alam demokrasi.
Beberapa waktu lalu, Front Pembela Islam (FPI) melalui pemimpinnya, Habib Rizieq berpendapat, ketika zaman Soeharto (Orde Baru) tidak ada wanita Indonesia yang ikut ajang kontes kecantikan, karena tidak sesuai budaya nusantara. Pihaknya pun meminta agar pemerintah bersikap tegas, membatalkan ajang Miss World yang akan digelar di Indonesia, pada 4-6 September mendatang.
“Dulu di zaman Pak Harto, ketika ada kelompok yang akan mengirimkan Puteri Indonesia ke Miss World, mereka datang ke ibu Mien Sugandi yang saat itu Menteri Pemberdayaan Wanita. Besoknya, Bu Mien mengatakan, Bapak (Soeharto) sampaikan itu bukan budaya kita. Cuma satu kalimat, itu bukan budaya kita, langsung berhenti. Tidak ada Puteri Indonesia yang dikirim ke Miss Universe atau Miss World. Jadi kita bisa lihat,” kata Habib Rizieq kepada wartawan, di Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (25/8).
Habib Rizieq menyindir, Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) harus bersikap tegas layaknya Presiden Soeharto dalam mengambil sikap soal penyelenggaraan Miss World. Tidak perlu SK atau Kepres untuk urusi hal seperti itu, cukup inisiatif tegas dari seorang presiden.
“Mestinya begitu wibawa seorang Presiden. Tidak usah repot-repot dengan SK, Kepres, rapat kabinet berkepanjangan, cukup Presiden ambil inisiatif dengan tegas bahwa pagelaran Miss World bertentangan dengan nilai-nilai norma agama dan kearifan lokal dan budaya kita,” tutupnya.fimadani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar